Dalam konsep retail modern, entitas bisnis retail harus
dipandang sebagai satu bagian atau mata rantai sistem distribusi barang dari
hulu ke hilir. Sebagai perantara antar supplier / distributor dengan konsumen
akhir. Karakteristik bisnis retail ditandai dengan adanya penjualan dalam unit
terkecil dan dalam partai kecil (small enough quantity) dan adanya impulse
buying, serta faktor kondisi toko yang sangat berpengaruh terhadap citra toko.
Kesuksesan suatu entitas bisnis retail dalam penempatan posisinya dipasar, baik
pasar konsumsi maupun pasar sumberdaya, sangat dipengaruhi kekuatan dalam
faktor internalnya. Faktor internal tersebut, antara lain aspek asets, aspek
financial, aspek human resources dan aspek mercendise. Keempat aspek tersebut
saling terkait dan memperkuat satu sama lainnya sehingga tidak ada pilihan lain
kecuali memperkuat performance kesemua aspek tersebut.Selain aspek keempat internal tersebut, posisi pasar entitas bisnis retail di kedua sisi pasar (pasar sumberdaya dan pasar konsumsi) juga sangat ditentukan oleh beberapa factor lainnya. Factor-faktor tersebut adalah :
(1) orientasi pasar,
(2) kemampuan bersaing / posisi persaingan,
(3) penguasaan informasi dan
teknologi, dan
(4) kemampuannya untuk menempatkan diri sesuai tuntutan pasar
global.
Retail merchandising sebagai suatu pengejantawahan kekuatan internal entitas
bisnis retail, dalam konteks kekinian didefinisikan sebagai rangkaian upaya
peretail, untuk dalam penyaluran barang dan jasa dari produsen, supplier /
distributor ke konsumen akhir sesuai dengan kebutuhannya. Pendekatan yang
dilakukan adalah melalui suatu bentuk kolaborasi aksi secara simultan dengan
supplier dalam format system pasokan dan pengelolaan kategori barang yang
berorientasi pada kebutuhan konsumen.
Ada 4 fungsi dalam retail merchandising, yaitu pembelian (purchasing), kondifikasi (manajemen data), penanganan barang dagangan dan fingsi penjualan. Fungsi pembelian terkait dengan upaya pengadaan barang melalui hubungan bisnis yang dijalin dengan para supplier. Orientasi fungsi ini adalah pada sisi pasar sumberdaya. Fungsi kondifikasi terkait dengan segenap upaya pengelolaan data barang dengan prinsip category management. Fungsi penanganan barang dagangan terkait dengan segenap upaya yang dilakukan dalam proses keluar-masuknya barang dalam inventory toko. Sedangkan fungsi penjualan berorientasi kepada pasar konsumsi yang merupakan sumber pendapatan dan keuntungan.
Ada 4 fungsi dalam retail merchandising, yaitu pembelian (purchasing), kondifikasi (manajemen data), penanganan barang dagangan dan fingsi penjualan. Fungsi pembelian terkait dengan upaya pengadaan barang melalui hubungan bisnis yang dijalin dengan para supplier. Orientasi fungsi ini adalah pada sisi pasar sumberdaya. Fungsi kondifikasi terkait dengan segenap upaya pengelolaan data barang dengan prinsip category management. Fungsi penanganan barang dagangan terkait dengan segenap upaya yang dilakukan dalam proses keluar-masuknya barang dalam inventory toko. Sedangkan fungsi penjualan berorientasi kepada pasar konsumsi yang merupakan sumber pendapatan dan keuntungan.
Fungsi penanganan barang dagangan meliputi segenap proses yang
dimulai dengan proses pemesanan (ordering), penerimaan (receiving), pengambilan
barang ke supplier (returning), pemusnahan barang tidak layak jual dan tidak
bisa retur (un-saleable & returnable items), dan proses transaksi internal.
Sebagai sebuah rangkaian proses, keseluruhan proses keluar-masuknya barang
dapat diformulasi dalam konsep keseimbangan inventory, dan turunannya, yaitu
konsep pengendalian inventory dan perumusan perhitungan jumlah order barang.
Lebih lanjut lagi, konsep keseimbangan ini memungkinkan dilakukannya pengukuran
terhadap keberhasilan proses penanganan barang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar